Paguyuban Komp. Kesehatan Wijaya Kusuma I Gaungkan Kebersamaan Lewat Nasi Goreng Kemerdekaan
0 menit baca
LINTASMAKASSAR.COM, MAKASSAR – Aroma nasi goreng yang harum bercampur tawa riang warga mewarnai perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Kompleks Kesehatan Wijaya Kusuma I, Kelurahan Banta-Bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Kamis (14/8/2025). Acara ini menjadi simbol semangat kemerdekaan yang tak hanya dirayakan dengan bendera, tetapi juga melalui rasa kebersamaan di meja makan.
Dalam rangkaian semarak HUT RI, Paguyuban RT 15 RW 01 menggelar Kompetisi Memasak bertema “Nasi Goreng Kemerdekaan”. Lomba ini diikuti dengan antusias oleh ibu-ibu warga setempat yang saling berlomba menyajikan kreasi terbaik, memadukan cita rasa nusantara dengan sentuhan kreativitas masing-masing.
Ketua Paguyuban, Soltan Mile, mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan penyelenggaraan acara ini. Menurutnya, momen kemerdekaan adalah kesempatan berharga untuk menghidupkan kembali nilai gotong royong dan persatuan. “Tujuan utama kegiatan ini bukan sekadar mencari pemenang, tetapi mempererat hubungan antar warga. Semoga semangat ini terus terjaga demi membangun lingkungan yang harmonis dan maju,” ujarnya.
Kehangatan kebersamaan terasa jelas sejak awal lomba. Sorakan dukungan dari penonton, candaan antar peserta, hingga aroma masakan yang menggiurkan, semuanya berpadu menciptakan suasana penuh keakraban. Tak ada sekat antar warga, semua larut dalam euforia kemerdekaan yang menyatukan hati.
Partisipasi sponsor turut memberi warna pada acara ini. Perwakilan Sanex, Sherly, menyampaikan kebanggaannya dapat mendukung kegiatan positif yang melibatkan masyarakat. “Kami selalu berkomitmen mendukung acara yang menghidupkan nilai persatuan, apalagi di momen bersejarah seperti HUT RI. Lomba masak ini adalah bentuk dukungan kami untuk terus memupuk kebanggaan terhadap bangsa,” tuturnya.
Selain lomba memasak, berbagai kegiatan rakyat seperti permainan tradisional dan hiburan musik juga meramaikan perayaan. Harapan besar terpatri di hati seluruh warga agar semangat kebersamaan, persatuan, dan gotong royong ini tak hanya hadir setiap Agustus, tetapi menjadi napas keseharian. Sebab, kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajahan, melainkan kemampuan untuk terus bergerak maju bersama, membangun lingkungan, dan mewujudkan Indonesia yang lebih baik dari hari ke hari. (*Rz)